Profil Desa Gununggiana
Ketahui informasi secara rinci Desa Gununggiana mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Mengungkap profil Desa Gununggiana, Kecamatan Madukara, Banjarnegara. Menilik potensi pertanian, geliat pemerintahan baru, kekayaan tradisi Ruwat Bumi, serta data demografi dan wilayahnya yang khas.
-
Kepemimpinan Baru dan Harapan Pembangunan
Desa Gununggiana saat ini dipimpin oleh Kepala Desa baru, Kardiyo (terpilih Maret 2024), yang membawa harapan pada optimalisasi potensi desa melalui perencanaan pembangunan partisipatif.
-
Kekuatan Ekonomi Agraris
Perekonomian desa sangat bergantung pada sektor pertanian, dengan potensi utama pada komoditas salak dan sukun, meskipun menghadapi tantangan ketahanan pangan tingkat sedang.
-
Tradisi Budaya yang Terjaga
Desa ini memiliki identitas budaya yang kuat, yang direpresentasikan melalui perayaan tahunan "Ruwat Bumi" setiap 10 Muharram, lengkap dengan pagelaran wayang kulit sebagai wujud syukur dan perekat sosial.

Terletak di antara perbukitan yang subur di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Desa Gununggiana hadir sebagai sebuah wilayah yang memadukan denyut kehidupan agraris dengan kekayaan tradisi yang mengakar kuat. Dengan topografi yang didominasi oleh lahan pertanian, desa ini menyimpan potensi besar dalam pengembangan komoditas lokal, sembari terus merawat warisan budaya leluhur sebagai perekat sosial warganya. Di bawah kepemimpinan yang baru, Gununggiana bersiap untuk menavigasi tantangan zaman, mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki demi kesejahteraan masyarakatnya.
Geografi dan Demografi: Potret Wilayah di Jantung Banjarnegara
Desa Gununggiana secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data monografi, desa ini memiliki luas wilayah yang signifikan, yakni 366,308 hektare. Letaknya yang strategis menjadikan desa ini sebagai salah satu simpul penghubung di wilayahnya.
Secara geografis, Desa Gununggiana berbatasan langsung dengan beberapa desa lainnya. Di sebelah utara, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Clapar dan Desa Nagasari yang masuk dalam wilayah Kecamatan Pagentan. Di sisi barat, desa ini dibatasi oleh aliran Sungai Merawu yang juga menjadi penanda batas dengan Desa Kalilunjar di Kecamatan Banjarmangu. Sementara itu, di bagian selatan, Gununggiana berbatasan langsung dengan Desa Madukara.
Berdasarkan data kependudukan tahun 2023, Desa Gununggiana dihuni oleh 2.530 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 691 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang moderat, di mana lahan pemukiman dan lahan pertanian masih terdistribusi secara seimbang. Komposisi penduduk berdasarkan usia menunjukkan populasi yang dinamis, dengan rincian 155 jiwa (0-5 tahun), 172 jiwa (6-12 tahun), 229 jiwa (13-18 tahun), 698 jiwa (19-35 tahun), 718 jiwa (35-50 tahun) dan 558 jiwa (di atas 50 tahun). Struktur demografis ini mengindikasikan bonus demografi dengan porsi penduduk usia produktif yang cukup besar, menjadi modal penting bagi pembangunan desa.
Pemerintahan dan Pembangunan Desa
Roda pemerintahan di Desa Gununggiana kini dinahkodai oleh Kepala Desa yang baru, Bapak Kardiyo. Beliau terpilih secara resmi melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak yang diselenggarakan pada bulan Maret 2024. Kemenangan Bapak Kardiyo membawa harapan baru bagi masyarakat untuk kemajuan dan peningkatan kualitas hidup di masa mendatang.
Pemerintah Desa Gununggiana, di bawah kepemimpinan yang baru, telah memulai langkah-langkah strategis dalam merencanakan pembangunan. Hal ini terlihat dari penyelenggaraan Musyawarah Desa (Musdes) untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun 2025. Forum ini menjadi wadah partisipasi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi dan kebutuhan, memastikan bahwa program pembangunan yang akan dijalankan benar-benar sesuai dengan prioritas warga. Fokus utama pembangunan diarahkan pada optimalisasi potensi lokal, peningkatan infrastruktur dasar, serta pemberdayaan masyarakat.
Meskipun visi dan misi spesifik dari kepala desa terpilih belum dipublikasikan secara luas, komitmen untuk melanjutkan program-program yang berpihak pada rakyat menjadi agenda utama. Salah satu tantangan yang menjadi perhatian yaitu status desa yang teridentifikasi memiliki tingkat kerawanan pangan sedang. Menjawab hal tersebut, program ketahanan pangan melalui optimalisasi lahan pertanian dan pekarangan menjadi salah satu prioritas yang diperkirakan akan digalakkan. Sinergi antara pemerintah desa, lembaga desa, dan seluruh elemen masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita pembangunan Desa Gununggiana yang lebih mandiri dan sejahtera.
Potensi Ekonomi: Pertanian Sebagai Tulang Punggung
Sektor ekonomi Desa Gununggiana sangat bertumpu pada bidang pertanian. Lahan yang subur dan kondisi alam yang mendukung menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung komoditas pertanian di Kecamatan Madukara. Berbagai jenis tanaman pangan dan perkebunan dibudidayakan oleh masyarakat, menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga.
Salah satu potensi yang menonjol ialah pengembangan buah salak. Kecamatan Madukara sendiri dikenal sebagai salah satu sentra salak berkualitas di Banjarnegara, dan Gununggiana turut andil dalam potensi ini. Selain itu, komoditas sukun juga menunjukkan prospek yang menjanjikan. Beberapa waktu lalu, telah dilaksanakan kegiatan penanaman pohon sukun yang diinisiasi oleh berbagai pihak, termasuk TNI, sebagai bagian dari program penghijauan sekaligus upaya diversifikasi pangan dan peningkatan ekonomi. Buah sukun yang dapat diolah menjadi berbagai produk makanan bernilai jual, seperti keripik atau tepung, diharapkan dapat membuka peluang usaha baru bagi warga.
Meskipun memiliki basis pertanian yang kuat, pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di luar hasil bumi masih menjadi area yang perlu digarap lebih serius. Pemerintah desa diharapkan dapat memfasilitasi pelatihan dan pendampingan bagi warga yang ingin merintis usaha, baik di bidang kuliner, kerajinan, maupun jasa. Dengan adanya dukungan ini, diversifikasi ekonomi dapat terwujud, sehingga desa tidak hanya bergantung pada satu sektor saja dan lebih tahan terhadap fluktuasi ekonomi.
Kekayaan Budaya: Merawat Tradisi Ruwat Bumi
Di tengah arus modernisasi, masyarakat Desa Gununggiana tetap teguh memegang tradisi dan adat istiadat warisan leluhur. Salah satu penanda kuatnya identitas budaya di desa ini yakni tradisi "Ruwat Bumi". Prosesi ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah manifestasi rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia, terutama hasil panen yang melimpah.
Tradisi Ruwat Bumi di Gununggiana diselenggarakan secara rutin setiap tahun, tepatnya pada tanggal 10 Sura atau 10 Muharram dalam kalender Hijriah. Rangkaian acaranya berlangsung meriah dan sarat akan makna filosofis. Dimulai dengan prosesi penyembelihan kambing, ziarah ke makam para leluhur, hingga arak-arakan tumpeng dan hasil bumi keliling desa. Puncak acara biasanya diisi dengan doa bersama (tahlil dan tawasul) yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, lalu dilanjutkan dengan makan bersama yang melambangkan kebersamaan dan keguyuban warga.
Sebagai penutup rangkaian acara, pagelaran wayang kulit semalam suntuk menjadi hiburan yang paling dinantikan. Acara budaya yang baru saja digelar pada Juli 2024 lalu ini menjadi bukti nyata komitmen warga dan pemerintah desa dalam melestarikan kesenian adiluhung. Bagi masyarakat Gununggiana, Ruwat Bumi bukan hanya tentang memohon keselamatan dan panen yang lebih baik di tahun berikutnya, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi, menjaga harmoni sosial, dan mewariskan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda.
Infrastruktur Sosial: Pendidikan dan Kesehatan
Pemerintah Desa Gununggiana menaruh perhatian pada penyediaan infrastruktur sosial dasar, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan, sebagai fondasi untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Di sektor pendidikan, desa ini telah memiliki fasilitas yang melayani dari tingkat usia dini hingga sekolah dasar.
Taman Kanak-kanak (TK) Putra Pertiwi Gununggiana hadir sebagai lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) swasta yang berlokasi di Dusun Dogleg. TK ini menerapkan Kurikulum Merdeka dan telah terakreditasi B, memberikan landasan pendidikan awal yang berkualitas bagi anak-anak desa. Selanjutnya, untuk tingkat pendidikan dasar, terdapat SD Negeri 1 Gununggiana yang menjadi pusat pendidikan formal utama di wilayah ini. Keberadaan lembaga-lembaga ini memastikan anak-anak Desa Gununggiana dapat mengakses pendidikan dasar yang layak tanpa harus menempuh jarak yang jauh.
Di bidang kesehatan, meskipun data spesifik mengenai fasilitas seperti Polindes (Pondok Bersalin Desa) belum terkonfirmasi, kegiatan pelayanan kesehatan dasar tetap berjalan. Program Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) aktif diselenggarakan secara berkala untuk memantau tumbuh kembang balita, memberikan imunisasi, dan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil. Bahkan, dalam dokumen perencanaan daerah, telah dialokasikan anggaran untuk pembangunan gedung Posyandu di desa ini, yang menandakan komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi ibu dan anak. Kehadiran infrastruktur sosial ini, meskipun terus memerlukan pengembangan, menjadi modal penting dalam menciptakan generasi Gununggiana yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.